Sarjana Yahudi Ortodoks Menerima Kebangkitan YAHUSHA

Pinchas Lapide (sekarang sudah meninggal) adalah seorang sarjana Yahudi Ortodoks yang luar biasa.  Dia mengajar dan memberi kuliah di universitas-universitas di seluruh Eropa.  Dia secara terbuka menyangkal bahwa YAHUSHA adalah Mesias Yahudi.  Namun, dia sangat percaya bahwa YAHUSHA memang telah dibangkitkan dari kematian, dan menggambarkan peristiwa ini dalam buku yang berjudul, The Resurection of Jesus (Kebangkitan YAHUSHA). Dalam buku ini, Dr. Lapide menggambarkan kebangkitan YAHUSHA sebagai fakta sejarah yang tak terbantahkan.  Kita tidak senang dengan beberapa terminologi Yahudi non-Mesianiknya.  Namun, kita sangat menghargai apa yang dia katakan.  Berikut adalah beberapa kutipan dari buku tersebut:

·         "Dari mana bisa lebih baik untuk memulai daripada dengan menyatakan seseorang yang oleh umat Kristen disebut sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka adalah seorang Yahudi?(Yoh.4:24) Strategi apa yang bisa lebih baik daripada menggambarkan YAHUSHA dari Nazaret sebagai anak Israel yang setia, dengan akar yang dalam di iman umat-NYA? Hanya YAHUSHA dari Nazaret, tidak ada orang lain, yang bisa menjadi ikatan persatuan antara orang Yahudi dan Kristen." (Yoh.2:24) Hal. 11.

·         "YAHUSHA ini adalah seorang yang sepenuhnya benar dalam Taurat, sama seperti  kita juga ingin benar dalam Taurat. Kita menduga YAHUSHA lebih setia kepada Taurat daripada kita, (biarpun)seorang Yahudi Ortodoks." 

·         "Kebangkitan YAHUSHA dapat dibuktikan atau disangkal hanya dari sumber-sumber Yahudi, karena DIA sebagai orang Nazaret, baik dalam masa hidupnya dan setelah Paskah Orang Yahudi-NYA(Yoh.2:13;Yoh.11:55), hanya melayani di tanah airNYA dan umatNYA: Israel."  p.  46.

·         ​​"Talmud melaporkan (Meg 7b) bahwa dua rabi, Rabba dan Rabbi Sera, pada suatu waktu mabuk berat dalam perayaan Purim dan sangat bersukacita, sehingga Rabba secara tidak sengaja membunuh rekan pengajarnya. Segera setelah ia sadar keesokan paginya, dia memohon pengampunan TUHAN dengan sungguh-sungguh, dan Rabbi Sera bangkit dan hidup kembali. Ketika setahun kemudian dia mengundang Rabbi Sera lagi untuk merayakan Purim, ia  menolak dengan kata-kata, 'Mukjizat tidak terjadi setiap saat'." p.50. (Dr. Lapide memasukkan cerita menarik ini sebagai bukti bahwa orang Yahudi menerima fakta kebangkitan yang ajaib.)

·         "Tidak mempercayai kematian sebagai kesimpulan akhir semua eksistensi adalah sumber dari semua penegasan kehidupan. Bagaimana lagi kita bisa menjelaskan bahwa orang Hassidim pada hari kematian rabbi mereka menari-nari di sekitar kuburannya - karena kegembiraan bahwa dia 'pulang kerumah', atau dalam bahasa kerabian untuk mengatakandia telah meninggaltidak berbicara tentang kematian, tetapi hanya mengatakan, "dia telah pergi ke dunianya”? Hal. 64. (Ini adalah bukti lebih lanjut dari kepercayaan orang Yahudi bahwa ada kehidupan spiritual segera setelah memasuki kuburan, bukan hanya tentang kebangkitan fisik orang mati yang dinantikan di masa akan datang. YAHUSHA mengajarkan hal yang sama dengan perumpamaannya tentang “Orang Kaya dan Lazarus," seperti yang dijelaskan dalam Lukas 16: 19-31.

·         "Berkenaan dengan kebangkitan dari orang mati di masa akan datang, saya adalah dan tetap seorang Farisi. Mengenai kebangkitan YAHUSHA pada saat setelah Pesach-YahudiNYA, saya selama beberapa dekade adalah seorang Saduki. Saya bukan lagi orang Saduki  karena pertimbangan yang membuat saya memikirkan hal ini lagi... Ketika sekelompok rasul yang cemas dan ketakutan ini hendak membuang segalanya untuk melarikan diri dalam keputusasaan di Galilea; ketika para petani, penggembala, dan nelayan ini, yang mengkhianati dan  menyangkal tuan mereka dan kemudian mengecewakannya dengan menyedihkan, dapat diubah dalam semalam menjadi sekelompok orang yang percaya diri dengan satu misi, yakin akan keselamatan dan mampu bekerja dengan lebih sukses setelah Pesach daripada sebelum Pesach, maka tidak ada visi atau khayal yang cukup untuk menjelaskan transformasi revolusioner yang seperti itu."  Hal.  125. (note: ttg Org Saduki & Parisi Mat.22:23;Kis.23:8;Luk.20:27)

·         "Jika kelompok murid yang dikalahkan dan tertekan tersebut, dalam semalam bisa berubah menjadi gerakan iman yang berkemenangan, hanya berdasarkan sugesti otomatis atau pendayaan diri - tanpa pengalaman iman yang mendasar - maka ini adalah keajaiban yang lebih besar daripada kebangkitan itu sendiri.” Hal. 126.

·         "Jika kuasa TUHAN yang aktif dalam Elisa cukup besar untuk menghidupkan orang mati yang dilemparkan ke dalam kuburan nabi (2 Raja-raja 13: 20 dst), maka kebangkitan tubuh dari seorang Yahudi yang mati bukanlah hal yang tidak bisa dibayangkan. Hal.  131.

·         "J. Carmel, seorang guru dan penulis Israel menulis, ‘Jika nabi Elia telah mengendarai kereta berapi ke surga, mengapa tidak bahwa YAHUSHA bangkit dan pergi ke surga?” Hal. 138.

·         Tanpa kebangkitan YAHUSHA (=Raja Orang Yahudi & Israel-Mat.2:2;Yoh.19:19), setelah Golgota- (dimana malahan Ke-Kristenan telah mengapdosipola- kebangkitan”-nya dan dengan trampil dan telah pula  memuatinya dengan unsur-unsur asing agama-Kristennya...), tidak akan ada kekristenansama seperti Auschwitz bila  tanpa fondasi baru Israel, adalah akhir dari orang-orang Yahudi.  Untuk apa orang Kristen bisa tahu seberapa besar kepercayaan yang tidak berdasar dan iman yang dibutuhkan di masa depan untuk membawa anak-anak Yahudi ke dunia sejak 1945?  Hal. 149.

·         Terakhir, Pinchas Lapide memasukkan kutipan dari Yesaya 26:19: "Ya, YAHUWAH, orang-orang-MU yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun YAHUWAH ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali (atau: bumi akan menghidupkan orang mati)." Hal.  150.

Seperti yang mungkin Anda duga dengan benar, saya antusias tentang buku yang telah saya kutip ini.  Sungguh mengherankan bahwa Pinchus Lapide adalah pendukung yang bersemangat dari kebangkitan YAHUSHA, dan pada saat yang sama menolak DIA sebagai Mesias.  Namun, hal ini memungkinkannya untuk tetap aman dalam batas-batas Yudaisme Ortodoksnya. 

Yehezkiel: Bisakah Tulang-Tulang Ini Hidup? 

Selama Sabat selama Pesach Yahudi, bacaan Haftara berasal dari Yehezkiel 37: 1- 14. Ini adalah nubuatan Tulang Kering yang terkenal.  Umat ​​Kristen cenderung mengubah ini menjadi alegori, sekadar simbolisme.  Seringkali orang Kristen Evangelis akan mengatakan bahwa bagian ini tidak boleh dipahami secara harfiah, tetapi sebaliknya itu menggambarkan waktu ketika orang Yahudi akan dikumpulkan kembali dari semua bangsa di dunia ke dalam Israel. 

Itu semua sangat bagus dan baik.  Namun, orang Yahudi Ortodoks melihat pengumpulan kembali Israel dalam Yehezkiel 36. Yudaisme tradisional menafsirkan Yehezkiel 37 dengan sangat harfiah, yaitu secara harfiah mengatakan kebangkitan orang Yahudi dari tulang kering yang disebutkan Yehezkiel.  Bagian dari Yehezkiel ini tampaknya membawa penghiburan yang luar biasa bagi orang-orang Yahudi - karena mereka sedang melalui periode paling menyakitkan dalam sejarah Yahudi.  Mengenai bagian ini, Pinchus Lapide menulis:

 "Apakah hanya kebetulan bahwa motif utama dari nubuatan ini (Yehezkiel 37) adalah tiga kali pembukaan kuburan dan empat kali kebangkitan orang mati yang ditujukan kepada "anak manusia"? Apakah hanya kebetulan bahwa dengan cara periskop perayaan Pesach Yahudi ini memprediksi kebangkitan Israel secara fisik sebagai tindakan penyelamatan TUHAN YAHUWAH yang akan segera terjadi? Tiga contoh yang dapat menunjukkan bagaimana orang Yahudi di sepanjang waktu bereaksi terhadap visi ini.

"Benteng gunung Masada di mana lebih dari 900 pria, wanita, dan anak-anak Yahudi lebih memilih bunuh diri daripada menyerah di hadapan Legiun Romawi Kesepuluh telah menjadi simbol kekuatan iman di seluruh Israel. Yigael Yadin, yang beberapa tahun lalu mampu memulihkan sisa-sisa gejolak terakhir perlawanan Yahudi pada saat Bait Suci Kedua, melaporkan bahwa kematian sukarela yang heroik ini terjadi pada malam Pesach–Yahudi di tahun 73 dan bahwa satu-satunya sumber bagian yang tersimpan dengan baik dari Kitab Suci yang ditemukan di bawah lantai rumah doa yang hancur, digulung dengan hati-hati, adalah penglihatan Yehezkiel tentang kebangkitan tulang-belulang mati (Yehezkiel 37 ).

"Hampir 1900 tahun kemudian, pada malam bencana Hitler, Joseph Carlebach, kepala rabi Altona (Jerman), berkhotbah pada waktu Paskah-Yahudi tentang pesan abadi kepercayaan Yahudi yang sama:

Penglihatan Yehezkiel tentang kebangkitan adalah milik ucapan paling kuat dan megah yang pernah diproklamasikan oleh bahasa manusia.  Dari penglihatan yang kita baca pada hari Sabat Paskah-Yahudi di sinagog, keluarlah firman yang diberkati yang sampai hari ini masih membuat hati yang tidak terhitung berdenyut dalam harapan dan keyakinan. Nabi ini melihat sebuah lembah yang penuh dengan tulang belulang.  Bisakah mereka hidup kembali, tulang-tulang mati ini? Dan ketika firman YAHUWAH dengan segera berjalan di antara mereka dan tulang-tulang tumbuh dan urat tumbuh di atasnya dan daging datang ke atas mereka, sebagaimana roh yang dari TUHAN YAHUWAH masuk ke dalam tubuh-tubuh yang mati ini menghidupkan mereka dan setiap dari mereka menjadi hidup - itu, kata nabi, adalah gambaran orang Yahudi, dari tulang-tulang yang mati ini, gambaran dari seluruh bani Israel.

"Kita hanya perlu menambahkan bahwa perjuangan putus asa yang paling tak berdaya dalam sejarah umat Yahudi - pemberontakan di ghetto Warsawa - dimulai pada sore hari tanggal 18 April 1943, tepat di awal malam pertama Pesach/Paskah-Yahudi. 

"Mari kita rangkum: Harapan Pesach/Paskah-Yahudi mengenai penebusan, penglihatan tentang kemenangan terhadap kematian, Mazmur yang menghibur (Mazmur 113-118), dan penglihatan Yehezkiel (pasal 37) tentang kebangunan kembali dan kebangkitan tulang-tulang yang mati - keempat elemen dasar ini mencirikan suasana hati kelompok murid Galilea pada Paskah-Yahudi itu yang, tanpa diragukan lagi, menjadi krisis iman yang paling sulit bagi komunitas Yahudi."